December 23, 2013

Hutan Misterius

    Kriiing…..
    Suara alarm jam weker milik Cliff berbunyi, menandakan bahwa matahari telah terbit. “Hoaams…” Cliff menguap layaknya orang yang bangun dari tidurnya. Ia mengambil handuknya dan jalan menuju ruang mandi untuk melaksanakan ritual pagi, yaitu mandi, keramas, cuci muka, dan sikat gigi. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan handuk agar kering. Ia memakai handuk dan berjalan menuju kamarnya untuk mengenakan pakaian. Ia memakai kaos lengan pendek berwarna putih dengan rompi berwarna coklat dan celana panjang berwarna coklat layaknya anak muda di eropa. Ia mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk pergi ke Toko milik Paman Zack. Ia bekerja di Toko milik Paman Zack sebagai kasir.

    Cliff keluar dari rumahnya dan tidak lupa mengunci rumahnya. Ia jalan dengan santai. Tiba-tiba, Cliff mendengar pembicaraan para ibu yang sedang berbelanja di pasar. Mereka membicarakan tentang hutan yang sangat misterius. Karena penasaran, Cliff menanyakan hal tersebut kepada salah satu dari para ibu yang sedang berbincang-bincang.

    “Permisi. apakah benar, hutan itu sangat misterius?” Cliff bertanya pada ibu itu.
    “Iya, benar. Hutan itu sangat misterius dan berbahaya. Sampai sekarang, belum ada orang yang berhasil memecahkan misteri di hutan itu.” Jawab ibu itu.
    “Memangnya, apa yang membuat orang-orang ingin mau masuk ke hutan itu.” Tanya Cliff yang makin penasaran.
    “Jadi begini. Di Istana Albion di umum kan bahwa siapa yang bisa mememecahkan misteri di hutan itu dan membuat hutan itu menjadi aman, ia akan mendapatkan imbalan.” Jelas ibu tadi.
    “Wah, pantas saja jika mereka mau masuk ke hutan itu. Lalu, imbalannya apa saja?” Tanya Cliff tentang imbalannya.
    “100.000 gold, 1 Rumah Mansion di perbukitan, peternakan, pertanian, dan 2 ekor kuda.” Jelas ibu tadi lagi.
    “Hah!?” Cliff terkejut mendengar semua itu.
    “Ya, begitulah.” Singkat ibu itu.
    “Baiklah. Aku harus melaksanakan pekerjaan ku. Sampai jumpa.” Cliff langsung pergi ke Toko milik Paman Zack.

    Kling…
    Suara bel toko berbunyi ketika Cliff membuka pintu toko. Memang sudah biasanya, toko-toko di eropa pada bagian tas pintunya di pasang bel. Fungsinya agar kasir tahu bahwa ada pembeli yang baru saja datang dan menyadarkan kasir dari lamunannya. Terkadang, para kasir selalu melamun jika sedang tidak aqda pembeli. Cliff masuk ke dalam toko dan menutup kembali pintu toko.

    “Selamat pagi, paman.” Cliff mengucapkan salam kepada Paman Zack.
    “Selamat pagi. Baguslah, kau tidak terlambat seperti biasanya.” Ucap Paman Zack.
    “Ini semua berkat jam weker baru ku.” Jawab Cliff.
    “Kau salah,” Seru Paman Zack.
    “Ha? Kenapa salah?” Cliff terheran dengan ucapan Paman Zack.
    “Kau bangun pagi bukan karena jam wekermu, tetapi karena kemauanmu yang memang ingin bangun pagi.” Jelas Paman Zack.
    “Em… benar juga. Oh iya, apa paman tahu hutan misterius?” Cliff bertanya tentang hutan itu.
    “Iya, paman tahu.” Jawab Paman Zack,
    “Wah, pasti paman juga tahukan dimana hutan itu berada!?” Tanya Cliff.
    “Kalau tidak salah, hutan itu berada di dekat Mother Hills. Tapi, untuk apa kau menanyakan hutan itu?” Tanya Paman Zack yang mulai terheran dengan pertanyaannya Cliff.
    “Aku ingin mencoba untuk memecahkan misteri di hutan itu.” Ucap Cliff dengan percaya diri.
    “Apa!? Kau ingin masuk ke dalam hutan itu!?” Tanya Paman Zack yang tidak percaya akan ucapan Cliff.
    “Iya, paman. Aku serius. Aku ingin memecahkan misteri di hutan itu. Dan aku ingin tahu, seperti apa sebenarnya hutan itu.” Jawab Cliff lagi dengan percaya diri.
    “Baiklah jika kau memaksa, tapi…,” Paman Zack mengambil sesuatu. “mungkin, lentera ini dapat membantumu.” Kata Paman Zack sambil memberikan benda itu kepada Cliff.
    “Ha? Lentera?” Balas Cliff yang terheran kenapa harus Lentera.
    “Iya. Lentera itu sangat terang, walaupun umurnya sudah lumayan tua. Tetapi, aku yakin bahwa lentera itu dapat membantumu.” Ucap Paman Zack.
    “Ya, baiklah. Akan ku gunakan ini benda ini.” Balas Cliff.
    “Ya sudah, aku ingin kekamar ku dulu. Selamat bekerja.” Paman Zack mengucapkan dua kata yang selalu didengar oleh Cliff. “Selamat Bekerja”. Itulah kata yang selalu digunakan Paman Zack kepada Cliff.

    Cliff memulai pekerjaannya dari mengganti tanda “CLOSE” menjadi “OPEN” sebagai tanda bahwa toko ini telah dibuka. Lalu, Cliff duduk di kursi yang disediakan untuk kasir. Cliff duduk dan menaruh lentera yang diberikan oleh Paman Zack untuknya di atas meja kasir. Cliff duduk sambil memikirkan apa saja yang ada di hutan itu.

    Kling...
    Tiba-tiba, datang seorang pembeli dan suara bel itu menyadarkan Cliff dari lamunannya. Pembeli itu adalah seorang gadis yang seumuran dengan Cliff. Ia adalah teman Cliff sejak kecil. Namanya Natasha.

    “Selamat Pagi, ada yang bis... Natasha!?” Ucapan Cliff terpotong karena melihat Natasha. Kini, penampilan Natasha sudah berubah. Dari yang selalu memakai pakaian kerajaan, sekarang memakai pakaian remaja wanita pada umumnya.
    “Pagi... Lho...? Cliff? Apakah itu kamu?” Sahut Natasha yang sama-sama terkejut.
    “I.. Iya, ini aku. Nat, sudah lama kita tak bertemu.” Kata Cliff yang masih tergagap-gagap akibat terkejut melihat Natasha, teman lamanya.
    “Iya. Kalau di hitung-hitung, sudah 6 tahun kita tak bertemu.” Jawab Natasha.
    “Benar, tapi... kenapa sekarang kamu berbeda? Pakaian putri yang sering kamu gunakan mana? Apa kamu tidak menggunakannya lagi?” Tanya Cliff sambil melihat Natasha dari ujung rambut sampai ujung kaki.
    “Aku tidak menggunakannya lagi. Pakaian itu membuatku menjadi sombong.” jelas Natasha dengan singkat.
    “Oh, begitu. Em... ada yang bisa kubantu?” Tawar Cliff kepada Natasha.
    “Aku hanya ingin belanja.” Jawab Natasha.
    “Ya, silahkan.” seru Cliff.

    Setelah Natasha mengambil semua barang yang ingin dibelinya, Natasha membawa barang-barang itu menuju meja kasir untuk membayar semua barang belanjaannya. Cliff menghitung semua harga barang belanjaan yang akan dibeli oleh Natasha.

    “Semuanya 245 gold, 67 silver.” Cliff menyebutkan jumlah yang harus dibayar Natasha.
    “Ini, uangnya.” Kata Natasha sambil memberikan uang kepada Cliff.
    “Uangnya 246 gold, kembaliannya 33 silver.” kata Cliff sambil memberikan kembalian kepada Natasha.
    “Terima Kasih.” ucap Natasha.
    “Sama-sama. Oh iya, Nat. Nanti sore, aku ingin ke hutan yang orang-orang bilang sangat misterius dan berbahaya. Apa kamu mau ikut?” Tawar Cliff lagi.
    “Ha? apa kamu serius?” Tanya Natasha tidak percaya.
    “Aku serius. Kalau kamu mau ikut, nanti sore jam setengah enam. aku akan menjemputmu.” Ajak Cliff.
    “Baiklah, aku akan ikut. Aku pulang dulu ya, sampai jumpa.” Ucap Natasha.
    “Sampai jumpa nanti sore.” Natasha pulang meninggalkan Cliff. Hanya Cliff saja yang berada di dalam toko itu. Cliff melamun lagi, apa yang harus dipersiapkannya nanti malam.

    Waktu telah menunjukkan 16:30, waktu dimana ia harus pulang kerumahnya. Ia menghitung dan membereskan uang yang sudah didapat dari tadi pagi. Lalu, ia memberikan uang itu kepada Paman Zack. Ia memberi salam kepada Paman Zack dan pamit pulang.

    Sesampainya di rumah, Cliff menaruh lentera yang tadi diberikan Paman Zack. Lalu, ia menyiapkan semua yang perlu di bawa untuk masuk ke dalam hutan misterius itu. Mulai dari mantel tebal, sarung tangan, tali, makanan, air mineral, dan lentera. Bahkan sampai membawa busur dan anak panahnya. Setelah semua sudah lengkap, ia mengambil handuk dikamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah bersih-bersih, ia masuk ke kamarnya dan memakai kaos lengan panjang dan celana panjang yang tebal. Lalu, ia mengambil perlengkapan yang tadi sudah di siapkannya.

    Cliff keluar dari rumahnya dan tidak lupa untuk mengunci rumahnya. Cliff berangkat menuju rumah Natasha untuk menjemput Natasha. Namun, Cliff harus melewati Ladang Jagung yang penuh kumbang untuk bisa sampai di rumah Natasha dan juga pergi ke hutan misterius yang terletak di dekat Mother Hills. Di tengah jalan, Cliff melihat Natasha yang baru keluar dari Toko Roti. Tanpa pikir panjang, Cliff mendekati Natasha.

    Tap...
    Suara Cliff menepuk bahu Natasha. Natasha terkejut ketika bahunya ditepuk oleh Cliff.
    “Hei,...”
    “Hah...!? Cliff? Aku terkejut.” Ucap Natasha sambil mengusap-usap dadanya karena terkejut.
    “Hehe, maafkan aku. Aku cuma bercanda kok. O iya... aku baru saja mau kerumah mu, tapi... kamu ada di sini.” Kata Cliff.
    “Iya, Lho?” Natasha melihat Cliff dari ujung ramut sampai ujung kaki. “Kenapa kamu membawa busur? Lalu mantel?” Tanya Natasha yang kebingungan.
    “Kan aku mau ke hutan misterius itu.” Jelas Cliff singkat.
    “O iya... aku lupa. Kalau begitu, kita ke rumah ku. Biar nanti kita langsung ke hutan itu.” Saran Natasha kepada Cliff.
    “Baiklah. Tapi, apa kamu punya jalan lain selain Ladang Jagung yang banyak kumbangnya itu?” Tanya Cliff.
    “Ada! kita lewat pinggir sungai saja agar cepat.” Jawab Natasha.
    “Bagus, ayo!” Seru Cliff.

Cliff dan Natasha jalan lewat pinggir sungai agar lebih cepat sampai ke rumah Natasha. Kali ini, Natasha yang jalan di depan Cliff karena dia yang tahu jalannya. Cliff terkejut melihat sungai yang belum pernah dilihatnya. Padahal, ia sudah lama tinggal di Albion. Tetapi belum pernah melihat sungai ini karena ia jarang jalan-jalan keliling desa. Sesampainya di rumah Natasha, Cliff duduk di teras rumah dan Natasha masuk ke dalam rumah itu. Natasha sudah pindah rumah ketika ayahnya pensiun dari pekerjaannya di Istana. Dulu, ayahnya seorang perdana menteri di Istana dan menjabat selama 35 tahun. Waktu yang bisa di bilang, cukup lama untuk menjabat sebagai perdana menteri. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, akhirnya Natasha keluar dari rumahnya dan berkata “Aku pergi!”. Natasha sudah siap dengan membawa mantel dan makanan di tasnya.

    “Sudah siap?” Tanya Cliff kepada Natasha sambil berdiri dari posisi duduk.
    “Sudah. Ayo berangkat, nanti keburu malam.” Jawab Natasha.

    Mereka berdua jalan menuju hutan misterius yang berada di dekat Mother Hills. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan bagi mereka. Baru kali ini mereka jalan berdua dengan jarak yang cukup jauh, sekitar 1,5 kilometer. Sesampai di depan hutan itu, Natasha duduk dirumput karena kelelahan. Memang perjalanan yang cukup melelahkan.

    “Jadi ini yang hutannya, kelihatannya tidak buruk.” Ucap Cliff ketika sampai di depan hutan itu.
    “Cliff, duduk sebentar dulu, ya. Aku lelah sekali.” Kata Natasha sambil memegangi kakinya.
    “Kalau kita berlama-lama disini, kapan kita akan pulangnya? Lebih baik kita langsung masuk kedalam dari pada kita menghabiskan waktu disini.” Ucap Cliff. “Atau jangan-jangan, kamu takut, ya?” Ejek Cliff kepada Natasha.
    “Hei, aku tidak akan takut. Lagipula, buat apa harus takut? Jadi, jangan mengejekku ya.” Ucap Natasha menhindar dari ejekan Cliff.
    “Ya sudah. Ayo, cepat bangun. Kita masuk kedalam hutan ini. Aku penasaran, sebenarnya apa sih yang ada didalam hutan ini?” Kata Cliff.
    “Baiklah, aku juga penasaran.” Ucap Natasha yang sebenarnya takut untuk masuk kedalam hutan itu.

    Akhirnya, mereka masuk ke dalam hutan itu. Memang, dari luar kelihatan tidak buruk. Namun, baru dibagian depan hutan itu sangat gelap. Dengan terpaksa, Cliff menyalakan lentera yang tadi di bawa olehnya. Dengan menyalakan lentera, keadaannya menjadi terang. Ternyata, banyak sekali tengkorak-tengkorak di dalam hutan ini. Natasha hampir meloncat ketika melihat tengkorak-tengkorak itu. Mereka melanjutkan masuk ke dalam hutan itu. Sambil memegang lentera, Cliff melihat sekelilingnya. Natasha terus memegangi tangan kiri Cliff.

    Cress...
    Suara rumput yang terdengar di sebelah utara. Karena penasaran, Cliff mendekati asal suara itu. Suara itu terdengar lagi. Cliff makin penasaran, apa yang sebenarnya menyenggol rumput itu. Cliff terus mendekati suara itu dan Natasha mulai gemeteran. Cliff menemukan rumput yang bersuara itu. Rumputnya memang bergerak. Dengan perlahan, Cliff menyentuh rumput itu dan menyingkirkan rumput itu. Ternyata, yang menggerakkan rumput itu adalah seekor kucing kecil yang kebingungan harus kemana. Cliff hanya menghiraukan kucing itu dan terus masuk ke dalam hutan itu. Natasha hanya mengikuti Cliff yang padahal ia ingin menolong kucing itu.

    Cress...
    Suara rumput lain yang terdengar lagi, tapi Cliff malah menghiraukan suara rumput itu. Suara itu makin berisik. Natasha jadi takut dan semakin erat ia menggenggam tangan Cliff. Karena suara itu makin berisik, Cliff malah jadi penasaran. Akhirnya, Cliff mendekati suara itu. Suara itu berada di Barat. Cliff mendekati suara itu. Makin dekat, suara itu makin berisik.

    Pak...
    Suara Natasha yang menepuk bahu Cliff.
    “Hei.. hati-hati. Aku takut. Jangan-jangan, dibalik rumput itu ada hantu.” Ucap Natasha.
    “Iya, aku tahu. Sudah jangan berisik! Aku tidak percaya kalau ini hantu.” Kata Cliff dengan percaya diri.

    Akhirnya, Cliff menyingkirkan rumput itu. Dan ternyata, dibalik rumput itu tidak ada apa-apanya. Dan sekarang malah pohon yang bergerak. Suaranya lebih keras dari pada rumput. Seperti ada orang yang sengaja menggoyangkan pohon ini. Dengan percaya diri, Cliff mendekati pohon itu sementara Natasha menarik-narik tangan Cliff karena takut terjadi sesuatu pada dirinya dan Cliff.

    “Cliff...! ayolah, aku takut. Ku mohon, jangan mendekati pohon itu!” Bisik Natasha kepada Cliff.
    “Tenang, Nat. Aku yakin, tidak ada apa-apa dibalik pohon itu.” Jawab Cliff dengan percaya diri.

    Dengan terpaksa, Natasha harus mengikuti Cliff dengan posisi yang masih memeluk tangan kiri Cliff. Kini, Cliff hanya menggunakan satu tangan yang masih memegangi lentera. Dengan keberanian dan percaya diri yang tinggi, Cliff terus jalan perlahan mendekati pohon itu. Cliff terus mendekat sementara Natasha memeluk tangan kiri Cliff dengan sangat erat. Sekarang, jarak Cliff dan Natasha dengan pohon itu hanya 4 meter. Cliff memerintahkan Natasha untuk melepas tangannya dan akhirnya, Natasha melepaskan tangan Cliff dari genggamannya. Natasha hanya diam di tempat. Secara perlahan, Cliff mendekati pohon itu. Sambil memegangi lentera, Cliff jalan mendekati balik pohon itu. Pohon itu berhenti bergerak. Cliff jadi terheran. Tapi, ia langsung melupakan rasa itu dan ternyata...

    “Hah...!? S..si... siapa kau?” Kata Cliff kepada sesuatu yang dilihatnya.
    “A..aku penghuni hutan i..ini. Dan sepertinya, aku harus pergi.” Kata orang yang misterius itu dan mengaku sebagai penghuni hutan itu.
    “He, Heei...! Jangan lari!” Cliff langsung meletakkan lentera itu di dekat pohon dan mengejar orang itu. Orang itu bercirikan rambut hitam tebal dengan jenggot yang lebat dan tingganya sebahu Cliff. Cliff terus mengejar orang itu sementara Natasha mengambil lentera milik Cliff dan ikut lari mengikuti Cliff.
    “Haah..., kena kau!” Kata Cliff yang berhasil menangkap orang misterius itu dengan cara menubruknya dari belakang.
    “Aah.. lepaskan aku!” Ucap orang itu.
    “Diam kau!” Cliff mengikat tangan orang itu dengan tali yang sudah di bawa olehnya.
    “Apa yang akan kau lakukan padaku?” Tanya orang itu.
    “Sudah, diam! Lebih baik, kau ikut aku ke desa.” Kata Cliff sambil membangunkan orang itu.
    “Hh.. hh... iya, kamu benar Cliff.” Ucap Natasha dengan terengah-engah karena lari mengikuti Cliff.
    “Tunggu, aku tidak tahu jalan keluar dari hutan ini.” Kata Cliff yang tidak tahu jalan keluar dari hutan ini.
    “Tenang, kita meninggalkan jejak selagi kita mengelilingi hutan ini.” Ucap Natasha.

    “Hah!? Bagaimana kamu tahu?” Tanya Cliff yang heran dengan ucapan Natasha.
    “Setiap kita melangkah, pasti ada jejaknya. Itu karena tanah di hutan ini sedikit lunak. Jadi, kita bisa mengikuti jejak itu.” Ucap Natasha yang jenius itu.
    “Wah... kamu memang pintar, Nat.” Puji Cliff kepada Natasha.
    “Aku tidak sepintar itu.” Ucap Natasha yang menghindar dari pujian Cliff.
    “Sudah lah. Lebih baik, kita bawa orang ini ke istana. Agar ia mendapat hukuman oleh raja.” Ucap Cliff dengan tegas.
    “Tunggu! Untuk apa kau membawaku ke istana itu?” Ucap orang misterius itu sambil menarik-narik tangannya seraya memberontok.
    “Agar seluruh orang di desa ini tahu bahwa kau yang membuat kerusuhan di negri kerajaan ini.” Jelas Cliff. “Dan kemana semua orang yang telah masuk kehutan ini?” Tanya Cliff yang masih heran.
    “Orang-orang itu sudah kumakan agar aku bisa bertahan hidup. Tetapi aku tidak membunuhnya. Mereka mati karena kelaparan.” Jawab orang itu.
    “Ya sudah, lebih baik kamu ikut aku.” Tegas Cliff. Akhirnya, orang itu menerima kalau dirinya dibawa ke istana dan mereka keluar dari hutan itu dan menuju istana.

    Sesampai di istana, Cliff menjelaskan kepada pengawal istana bahwa orang ini yang membuat hutan itu menjadi hutan yang terlarang dan hutan itu sudah dipastikan aman. Pengawal itu membawa Cliff, Natasha, dan orang misterius itu ke dalam istana. Raja akhirnya memutuskan agar orang itu ditahan selamanya di ruang tahanan dan menobatkan Cliff dan Natasha sebagai pahlawan di desa Albion. Cliff dan Natasha mendapatkan imbalan yang sudah diumumkan. Awalnya, Cliff tidak mau menerima imbalan itu. Tetapi, karena tidak enak kepada raja, akhirnya ia mau menerima imbalan itu. Cliff dan Natasha menjadi orang yang paling kaya setelah Raja sekaligus menjadi pahlawan di desa Albion.

August 14, 2013

Love From Childhood (Kodomo no koro kara daisuki) : Chapter 1

Chapter 1

August 3, 2013

Love From Childhood (Kodomo no koro kara daisuki)

Love from Childhood

(Kodomo no koro kara daisuki)

Genre : Romance, Family, and School Life
Rate : T (15+)